Have an account?

Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Silahkan membaca dan berbagi Ilmu..

Kamis, 03 Juni 2010

Artikel Islam

PERNIKAHAN BAROKAH
 


Berbicara tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau
tahu begini nikmat kenapa tidak dari dulu. Menyesal ternyata banyak
deritanya. Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya.
Rukun nikah yang
lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya.
Begitu pula dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus
diperhatikan.

Bagaimana jika kita belum punya biaya? Harus diyakini bahwa tiap
orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki,
rezeki wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki
itu diambil dengan cara yang barokah atau tidak. Allah tidak
menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah
menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan
tenaga, mustahil Allah tidak memberi rezeki kepada kita.

Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau
sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada
mendekati zina. Kalau sudah menikah setelah ijab
kabul, jangan jadi
riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi
barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya
saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang
mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi
jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.

Masalah mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang
paling bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu,
jangan hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah
lebih mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Awal nikah
jangan membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik
suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan
Allah. Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah
mudah-mudahan lewat kita. Tiga rumus yang harus selalu diingat
terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur,
kita itu merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung.
Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana
supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan
dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada
Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada
sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orng yang zuhud kepada
dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang
tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan
kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup
kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.

Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah
satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada
seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan
seorang anak
Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang
belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika
anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan
biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga
diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya masih saja
terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah.

Selalu komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang
ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini
akan kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan
mendekat kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai
Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh
punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara
mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa
dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar
lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika
mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan
tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan
semua harta jadi dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang
beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung
membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya
makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna.
Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-
mana. Allah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah
menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi
makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi
pakaian.

Apa yang kita pikirkan Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan.
Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah,
selanjutnya Allah yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk
memikirkan yang tidak disuruh oleh Allah bukan yang disuruhNya. Kalau
hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barang siapa yang
terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya.
Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan
barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan
dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi
masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga
yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan,
tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya
memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan
bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah
tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu
pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut,
menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun
kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai
bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah.
Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.

Rekan-rekan Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang
paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas
kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi
produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito
atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah
multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah.
Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut,
disimpan di kolong kasur takut dirampok.

Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal
diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah
seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala
akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang
bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat.
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi
pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa
kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum,
berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?

Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau
Allah tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta
dihormati, malah Allah akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita
malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap
waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup
lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat
nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang
beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Yang ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah
pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat
dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran
dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana.
Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran
dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan
kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.

Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi
dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik
sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita
memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah
membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita.
Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi
dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun.
Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang
hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren
di dunia tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh
dalam pandangan Allah.

Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu
berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan
menambah amal.
PERNIKAHAN BAROKAH
 


Berbicara tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau
tahu begini nikmat kenapa tidak dari dulu. Menyesal ternyata banyak
deritanya. Menikah itu tidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya.
Rukun nikah yang
lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya.
Begitu pula dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus
diperhatikan.

Bagaimana jika kita belum punya biaya? Harus diyakini bahwa tiap
orang itu sudah ada rezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki,
rezeki wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki
itu diambil dengan cara yang barokah atau tidak. Allah tidak
menciptakan manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah
menghidupkan manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan
tenaga, mustahil Allah tidak memberi rezeki kepada kita.

Biaya pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau
sudah darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada
mendekati zina. Kalau sudah menikah setelah ijab
kabul, jangan jadi
riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi
barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya
saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang
mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi
jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.

Masalah mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang
paling bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu,
jangan hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah
lebih mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Awal nikah
jangan membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik
suami kepada istrinya adalah menasehati istri agar dekat dengan
Allah. Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah
mudah-mudahan lewat kita. Tiga rumus yang harus selalu diingat
terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap bertambah hari, bertambah umur,
kita itu merugi kecuali tiga golongan kelompok yang beruntung.
Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana
supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan
dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada
Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada
sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orng yang zuhud kepada
dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang
tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan
kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup
kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.

Kalau Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah
satu bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada
seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan
seorang anak
Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa mengeluh yang
belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak tidur ketika
anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA. Memikirkan
biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak bahkan juga
diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya masih saja
terpancar. Itulah seperseratus sifat Allah.

Selalu komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang
ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini
akan kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan
mendekat kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai
Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh
punya barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara
mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa
dipertanggungjawabkan disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar
lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika
mendengar lagu. Rumah kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan
tulisan Allah. Kita senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan
semua harta jadi dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang
beli buku, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung
membaca dan menambah ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya
makanan, coba memberi buku, kaset dan bacaan lain yang berguna.
Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-
mana. Allah tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah
menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak mungkin tidak diberi
makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak mungkin tidak diberi
pakaian.

Apa yang kita pikirkan Allah sudah mengetahui apa yang kita pikirkan.
Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana dekat dengan Allah,
selanjutnya Allah yang akan mengurusnya. Kita cenderung untuk
memikirkan yang tidak disuruh oleh Allah bukan yang disuruhNya. Kalau
hubungan kita dengan Allah bagus semua akan beres. Barang siapa yang
terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya.
Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan
barang siapa hatinya yakin Allah yang punya segalanya, akan
dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi
masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.

Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga
yang kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan,
tapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya
memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan
bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah
tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu
pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut,
menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun
kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai
bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah.
Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.

Rekan-rekan Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang
paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas
kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi
produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito
atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah
multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah.
Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut,
disimpan di kolong kasur takut dirampok.

Kaya boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal
diniatkan agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah
seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala
akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang
bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat.
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi
pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa
kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum,
berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?

Makin banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau
Allah tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta
dihormati, malah Allah akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita
malah akan dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap
waktu pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup
lakukanlah, sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat
nanti Allah yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang
beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.

Yang ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah
pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat
dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran
dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana.
Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran
dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan
kehilangan wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.

Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi
dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik
sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita
memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah
membantah, makin sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita.
Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi
dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun.
Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang
hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren
di dunia tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh
dalam pandangan Allah.

Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu
berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan
menambah amal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan yang mau Ramal...